Tiga bulan bukan waktu yang sebentar dong buat
menjalin hubungan dengan cowok super cuek dan juteknya minta ampun. Gatau deh
kenapa gue bisa tahan sama sikapnya. Mungkin gue udah terlanjur sayang sama dia
jadinya seperti kata orang orang cinta membuat kita bodoh.
Pagi ini dia bilang mau jemput gue untuk mengajak
berangkat bareng ke sekolah. Tapi sudah hampir 30 menit dia tak kunjung datang.
Kemana diaa. Apa dia lupa dengan perkataannya.
"Ck kemana sih lo? Bisa telat nih. Tau gitu gue
berangkat bareng bokap tadi." Ucapku sambil mencibir. "5 menit lagi
lo gak dateng. Gue berangkat sendiri. Lo marah marah bodo lah" lanjutku.
5 menit kemudian...
'Waktunya berangkat' ucapku dalam hati.
'Dasar cowok suka banget ingkar janji. Gue tau lo
pasti lupa. Dan bodohnya gue terlalu percaya sama lo' lanjutku dalam hati.
***
"Hosh hosshh... huhh udah telat gilaa. Untung
gerbangnya belom di tutup"
Aku memasuki ruang kelas. Oo.oh miss lina mampus
gue. Dengan tampang lecek aku memasuki kelasku.
"Dari mana saja kamu Pricilla? Kenapa baru
datang? Sudah jam berapa ini? Kamu sengaja datang terlambat kan karena tidak
mau mengikuti pelajaran saya?" Ucap miss lina dengan tampang galaknya.
'Buset dah nih orang tanya apa ngeborong. Mana pea
lagi, masa iya gue sengaja terlambat. Mau cari mati apa?' Ucapku dalam hati.
"Sekarang kamu lari keliling lapangan sampe jam saya selesai!"
"APAAAA??? kurangin dong miss"
"Kamu minta kurangin atau saya tambahin?"
"Ah iyaa. Saya lari sekarang miss" ucapku
sambil meletakkan tas di bangku
"Kok lo bisa telat sih priss?" Tanya via
"Ntar gue ceritain. Gue mau ngejalanin hukuman
dulu"
"Muka lo pucet priss"
"I'm okay viaaa" ucapki menoleh dan
tersenyum ke arahnya.
'Gue khawatir sama lo priss. Pasti gara gara
gabriel. Gue yakin itu! Lihat aja lo' ucapnya dalam hati dengan tatapan mata
yang tajam.
***
Aku menjalankan hukuman dari miss lina. Huft..
sebodoh ini kah aku. Bela belain nunggu dia takut takut dia dateng saat aku
sudah berangkat ke sekolah dan akibatnya sekarang aku yang di hukum.
SEMANGAT PRISS!
Sudah 3 putaran aku berlari mengelilingi lapangan
ini. Lapangan sekolah ini bukan hanya 1-2 meter melainkan lebih dari itu. Aku
terhenti pada putaran ke 5. Dadaku terasa nyeri. Kepalaku sakitnya luar biasa.
Aku tidak melihat depan melainkan menundukkan kepala untuk mengusir rasa nyeri
yang aku rasakan.
#Brukk aku merasa menabrak seseorang.
#dilainWaktu
jam kosong begini enaknya di isi dengan..... ah iyaa
maen basket. Mumpung nggak ada guru ini kan. Aku beranjak dari tempat bangku
ku. Dengan tampang cuek dan jutek yang udah jadi sifatku dari awal aku
menginjakkan kakiku di sekolah ini dengan tetap terlihat cool menurutku. Aku
berjalan menuju lapangan untuk bermain basket.
#Brukk Saat lagi asyiknya berjalan aku menabrak
seseorang.
"Gimana sih lo jalan pake mata dong!"
Ucapku dengan tetap stay cool. Aku memperhatikan siapa yang berada di depanku
ini. Aku mengenal aroma tubuhnya. Aku memperjelas dengan mengangkat dagunya.
DAMN! benar dugaanku. Dia pricilla kekasihku.
"ngapain lo disini?" Aku memperhatikan
wajahnya yang pucat itu.
Dia tetap diam saja dan kembali menundukkan
kepalanya.
"Gue lagi ngomong sama lo! Lihat gue!"
Ucapku dengan tegas dan sedikit membentak nya.
arghh.. nyeri banget kampay! Bukan karena aku takut
menatap wajahnya tapi aku tak mau menunjukkan wajah pucatku di hadapannya.
Semakin aku menunduk rasa nyeri itu semakin merajalela. Aku sudah tak kuasa
lagi menahannya dan #Brukk semua langsung gelap.
Aku yang berada di depannya langsung menangkap
tubuhnya agar tak langsung menyentuh ke tanah. "eh lo jan pingsan dong!
Nyusahin gue aja ck!" Ucapku sambil menggendong dan membawanya ke uks.
Sesampainya di uks aku langsung menidurkan nya di atas kasur. Aku mengeluarkan
ponselku dan mengetikkan pesan untuk seseorang.
To: Alvin
Tolong lo kasih tau cewek lo kalo temennya sekarang
ada di uks. Cepet! Gapake lama!
Tak lama kemudian ada seorang cewek dengan wajah
khawatir memasuki ruang uks. "Yaampun priss. Udah gue duga pasti bakal
kejadian" ucapnya sambil membelai rambutnya.
Dia tak menganggap keberadaanku. Karena sudah ada
temannya, aku memutuskan untuk meninggalkan ruang uks dengan tampang stay cool.
"Ck cowok macem apa lo? Bodohnya lo priss bisa
sayang sama cowok kek dia" ucapku miris menatap cewek yang sedang
terbaring lemah ini.
Erghh.. aku membuka mata ku perlahan dan mencoba
menangkap cahaya di ruangan tersebut. "Gue dimana?"
"Lo di uks. Lo kenapa bisa telat? Di bohongin
lagi sama si manusia es?"
Aku terdiam mendengar ucapan via. Di bohongin lagi.
Seperti sudah terulang beberapa kali. Memang, mungkin sudah tak bisa aku hitung
menggunakan jari.
Dia tak bohong soal lain tapi dia selalu ingkar
janji. Janji untuk menjemput ku saat akan berangkat sekolah. Mengantarkan aku
ke tempat les. Bukannya aku tak bisa berangkat sendiri. Tapi dia selalu memaksa
aku untuk berangkat bersamanya. Tapi malah dia ingkar janji. Aku hanya
tersenyum masam.
***
"eh bro kok cewek lo bisa pingsan?" Tanya
alvin sohib gue.
"Auk!" Balasku dengan singkat.
"Dasar manusia es" ucapnya.
***
"Laper nih kantin yuk" ajaknya.
"Cuss. bayarin yakk" balasku sambil
tersenyum jail.
"aqua ya" balasnya.
"Buat apa aqua?"
"Biar lo fokus" balasnya lagi.
"Dih kampay"
Aku berjalan memasuki kantin dan melihat ke penjuru
kantin untuk mencari bangku yang kosong. Pandanganku terhenti pada dua orang
anak manusia yang sedang asyik bercanda dan membuat dadaku kembali nyeri.
Aku ada di
sini kenapa kamu tega ngelakuin ini. Kamu anggep aku apa. Saat sama aku kamu
jutek banget dingin seperti manusia es. Tapi dengannya kamu mampu tersenyum
bahkan tertawa se lepas itu.
"Priss duduk situ yuukk. Mumpung kosong"
ucapku sambil menunjuk bangku yang aku maksud. Pricilla tak kunjung menjawab
aku menoleh dan melihat wajahnya yang sudah merah seperti orang menahan sakit
yang teramat dalam. Aku mengikuti arah pandang matanya. Aku menangkap apa yang
aku lihat. Aku paham apa yang pricilla rasakan. Aku merangkulnya dan
mengajaknya untuk meninggalkan tempat itu. Aku mengajak ke taman belakang sekolah.
Tempat yang sangat sepi, cocok untuknya untuk melepas semua kekesalannya.
"Lo nangis sepuas lo priss. Di sini cuma ada lo
sama gue. Jangan di tahan lagi"
"Huaaaaaaaa...... hiks hiks. Gue terlalu bodoh
atau dia yang jahat sih viaaa. Sakit banget. Ini lebih sakit daripada sikap
dingin dia ke gue hiks hiks gue terlanjur sayang banget sama diaa"
Aku memeluknya untuk menenangkannya.
'Gue gak segan segan priss buat dia nyesel karena
udah mainin perasaan lo kek gini. Gue gak takut sama dia. Gue terlalu sayang
sama lo' ucapku dalam hati dan terus membelai rambutnya.
Dia melepaskan pelukannya. "Gimana udah
lega?" Tanyaku sambil memegang kedua pundaknya.
Pricilla hanya menjawab dengan anggukan dan
menghapus air mata nya.
Aku tersenyum. "Yaudah balik ke kelas yuk.
Bentar lagi masuk" ajakku sambil merangkul bahunya.
Saat aku berjalan menuju kelas aku sempat melewati
kantin dan melihat pemandangan yang sama seperti yang aku lihat tadi. Aku hanya
tersenyum masam berusaha menguatkan diriku sendiri untuk tidak jatuh saat itu
juga.
Aku berpapasan dengan Alvin pacar Sivia sekaligus
sohib Gabriel.
"Hei cantikk" sapanya pada sivia. Sivia
hanya membalas dengan senyum.
"Sivia doang yang di sapa? Gue manusia lho
bukan patung selamat datang" ucapku sedikit bergurau.
"Heheh gue kirain lo patung pancoran
priss" ucapnya meledekku.
"Kampay!! lo belom pernah kelilipan sepatu
ya?" Ucapku dengan tampang evil.
"Weitss ampun priss. Gapernah dan gamau
coba" ucapnya membuat sivia tertawa.
'Di saat lo lagi rapuh. Lo gamau ngelihatin ke orang
orang kalo lo lagi rapuh. Lo hebat priss' pikirku sambil tersenyum.
****
Keesokan harinya aku berniat membuatkan sarapan
untuk gabriel. Semoga lo suka. Pikirku sambil tersenyum. Aku memasukkan bekal
ku ke dalam tas dan segera berpamitan kepada kedua orang tua ku.
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Melewati
kelas gabriel yaitu kelas 11 sastra 2. Aku memasuki kelasnya dan mendapati
gabriel yang sedang memakai earphone di telinganya dan memejamkan matanya. Aku
mengeluarkan bekal yang aku buat tadi dan meletakkan di atas meja tepat di
depannya. Sepertinya gabriel merasakan kehadiranku. Ia membuka matanya dan
melepas salah satu kabel earphone nya.
"Ngapain lo pagi pagi kesini?" Tanya nya.
"Gue kesini cuma mau ngasih ini. Gue tau lo
belom sarapan. lo makan yah. Gue balik dulu" ucapku hendak beranjak dan
meninggalkannya.
Langkahku terhenti ketika dia berbicara "nanti
balik bareng gue!" dengan nada juteknya. Aku menganggukan kepalaku tanpa
menoleh ke arahnya dan melanjutkan langkahku yang sempet terhenti.
Gabriel membuka makanan dan menemukan selembar
kertas yang bertulis.
"Ini gue buatin buat lo. Semoga enak, dan lo
suka. Jangan lupa di habisin ya :)"
~ Pricilla
~
Aku menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam
mulutku. Mengunyah perlahan. Seulas senyum mengembang di bibirku. Yah
sepertinya aku mulai menyukainya.
Entah kenapa aku tidak bisa bersikap baik padanya
seperti aku bersikap pada shilla teman kelasku.
Shilla memasuki kelas dan duduk pada bangkunya. Lalu
ia menghampiri ku.
"Iyelll.. pulang sekolah nanti temenin gue
shopping yaah" ucapnya dengan nada manja nya.
"Plissss" ucapnya sekali lagi.
Gabriel hanya mengangguk. Stop! Apa dia lupa dengan
ucapannya pada pricilla beberapa menit yang lalu. Mengapa sekarang di
menyetujui ajakan shilla dengan mudahnya. Bagaimana dengan pricilla nanti.
***
#Teeettttt!!!! Bel yang selalu di nanti hampir semua
siswa. Beberapa siswa sudah berhamburan keluar kelas dan menuju ke parkiran.
Tidak dengan gadis ini, ia masih sibuk mengerjakan
tugas hari ini.
"Priss lo gak pulang?"
"Nanggung vi. Bentar lagi. Kalo lo mau pulang,
duluan aja. Lagian gue balik bareng gab"
"Lo yakin balik bareng si manusia es?" Pricilla hanya menganggukan kepalanya.
"Kalo ada apa apa hubungin gue yaa"
"Udah sanaa.. bukannya lo mau pergi sama si
sipit?"
"Hehehe tau aja lo. Yaudah gue tinggal yaa.
Yakin lo balik bareng dia?"
"Iyaaa viaaaaa udah sanaaaa"
"Dih gue diusir"
***
Sudah 1 jam pricilla menunggu gabriel di dekat post
satpam. Tapi tak ada pak satpam disana mungkin dia lagi sholat atau lagi
ngapain gitu. #plakk kenapa jadi ngomongin pak satpam. Back to the story.
Langit cerah berubah menjadi mendung. Sepertinya
akan turun hujan. Tapi mengapa yang di tunggu tak kunjung datang. Apa dia lupa
dengan ucapannya? Gabeiel... kenapa kau selalu beginii. Kau kekasihnya
gabriel.. kenapa memperlakukan dia seperti ini?
Hujan deras mengguyur bumi ini. Tapi pricilla masih
tetep setia nunggu kekasihnya padahal udah hampir 2 jam ia menunggu.
Pricilla menggigil tak karuan. Ia merapatkan
cardigannya. Padahal badannya sudah basah kuyup. Tak ada sedikitpun area yang
kering. Bibirnya membiru akibat kedinginan.
#dilainwaktu
'Mama Prissy Calling'
Sivia mengerutkan dahinya setelah melihat tulisan
yang tertera di layar handphone nya.
'Hallo tante'
'...'
'Iyaa ada apa tan?'
'...'
'Enggak tan. Emang dia belom pulang'
'...'
'Enggak tan. Yaudah saya cari dia tan sekarang'
'...'
'Iya tan sama sama'
'Yaampun priss lo dimana sih. Kenapa lo belom pulang
juga' pikirnya dalam hati dengan hati yang gelisah.
"Kenapa vi?"
"Prissy belom pulang" balasku dengan
gelisah.
"Emang dia kemana?"
"Tadi katanya sih mau balik bareng manusia
es"
"Iel maksud kamu? Setauku dia tadi pergi sama
shilla"
"Apaa? Dia sama shilla? Terus pricilla? Balik
ke sekolah sekarang vin"
"Tapi vi?"
"Ayolahhh"
SKIP @Sekolah
Aku bergegas turun dari mobil dan berlari menuju
halaman sekolah untuk mencari pricilla. Alvin ikut menyusulku. Hujan deras mengiringi
langkahku. Aku melihat seorang cewek yang sedang berdiri di dekat post satpam
seperti pricilla. Aku mendekat kearahnya. Benar dugaanku dia pricilla. Yaampun
wajahnya pucat banget.
"Priss ayo balik. Ini ujan gede banget"
ucapku sedikit teriak karena hujan terlalu lebat.
"Enggak vi, gab belom dateng. Dia ngajak gue
balik bareng" balasnya tak kalah kenceng. Badannya sangat menggigil.
bibirnya membiru karena kedinginan.
"Priss dia gabakal dateng! Stop buat urusin
dia! Ayo kita balik. Wajah lo pucet!"
"tapi vii"
"Gak ada tapi tapian sekrang lo balik gue sama
alvin nganter lo" ucapku sambil sedikit memeluk bahu pricilla dan berjalan
menuju mobil alvin.
"Matiin ac mobilnya vin"
Alvin hanya mengangguk. Dan mulai menjalankan
mobilnya menerobos hujan.
***
"Yel yang ini gimana?"
"Bagus shill"
"Kalo ini?"
"lo tuh pake apa aja tetep cantik shillaa"
"Heheh bisa aja lo"
"Yaudah deh gue kasir dulu ya"
Gabriel hanya menganggukan kepalanya dan merogoh
sakunya untuk mengambil ponselnya. Entah kenapa perasaannya menjadi sangat
gelisah. Seperti ada sesuatu terjadi. Ia membuka ponselnya tak ada yang
menarik. Ada apa sebenarnya. Mengapa hatinya terlihat gelisah sekali. Ia ingin
cepat sampai rumah untuk menenangkan pikirannya.
"Yel udah nih. Lo kenapa?"
"Gue gapapa shill. Balik yuk capek gue"
"Dih tumben. Yaudah cuss"
~Keesokan harinya di sekolah
Pagi ini gabriel berangkat lebih pagi dari biasanya.
Gatau kenapa. Sepertinya gabriel lagi pengen ketemu sama seseorang. Sesampainya
di sekolah gue langsung jalan menuju ke lapangan buat maen basket. Sekolah
masih sepi. Tatapan mata gabriel menyusuri setiap sudut lapangan. Gabriel gak
menemukannya. Mungkin dia belom dateng. Gabriel
melanjutkan permainan basketnya.
Saat sedang asyik bermain tak sengaja gabriel
melihat sivia dan langsung menghampirinya.
"Vi tunggu" ucapnya menghentikan langkah
sivia.
Sivia mendongak melihat siapa yang memanggilnya.
Sivia memutar kedua bola matanya."apaan?" Jawabnya dengan jutek.
"Engg.. pricilla telat ya?" Tanya gabriel
dengan hati hati.
"Iya kali" balas sivia sambil mengalihkan
pandangan ke arah lain.
"Engg.. kok lo jutek banget sih gak perhatian
sama sahabat lo"
"Hehh manusia es. Gaperlu ya lo ngajarin gue
buat perhatian ke sahabat gue. Gue tau bahkan sangat tau caranya. Harusnya lo
yang belajar bukan gue!" Balas sivia dengan tatapan tajam dan hendak
meninggalkannya tapi ia terhenti kemudian berbalik
"satu lagi JANGAN
PERNAH LAGI DEKETIN PRICILLA!!! NGERTI LO?" Sivia langsung meninggalkan
gabriel sendiri.
"Tuh cewek kenapa sih? Gue kan cowoknya. Kenapa
gue gaboleh deket sama cewek gue sendiri?"
Hello gabriel lo kemana ajaa hahh baru ngakui
pricilla cewek lo. Mabok lo selama ini. Berarti benar selama 3 bulan itu lo
gapernah nganggep dia ada. Lo pikir dia transparan hah? Gab lo jahat parah (gue
emosi maap gabfc).
***
#teeetttt!! Bel pulang sekolah telah di bunyikan.
Siswa siswa berbondong bondong keluar kelas dan menuju ke parkiran. Begitupun
dengan gabriel. Ia berlarian menuju parkiran tetapi panggilan seseorang
menghentikan langkahnya.
"Yel"
"Eh vin ada apa?"
"Gue mau tanya sama lo"
"Tanya aja kali. Biasanya juga lo langsung
ngomong tanpa permisi"
"Kemaren lo kemana saat pricilla kehujanan di
sekolah?"
"Ha? Pricilla? Kehujanan? Ngapain dia
hujan-hujan?"
"Ck! Lo bego atau pura pura lupa sih? Kata dia
kemaren itu lo ngajakin dia balik bareng. Tapi lo nya gak dateng. dia nunggu lo
di sekolah sampe kehujanan. Gue sebagai sohib lo cuma ngingetin. Jangan lo sia
siain orang yang udah sayang banget sama lo cuma karna ego lo sendiri"
"Ehm.. vin?"
"Hm?"
"Lo tau darimana kalo dia kehujanan karena
nunggu gue?"
"Kemaren pas gue lagi jalan sama via. Nyokap
pricilla tlfon via, dia nyariin pricilla karena sampe jam 5 dia belom balik.
Alhasil karena gue tau lo lagi jalan sama shilla kemaren. Via nyuruh gue puter
balik ke arah sekolah. Dan gue ketemu dia dalam keadaan yang menggigil berat.
Bibirnya membiru. Kalo kata pak satpam sih udah 3 jam dia berdiri di sana"
"Hahh?? 3 jam? Lo gak bohong kan vin?"
"Kalo gue bohong soal ini. Mana mungkin pagi
tadi via marah banget sama lo dan nyuruh lo jauhin pricilla?"
Aku terdiam mendengar perkatan alvin barusan.
Sejahat itu kah aku?
"Lo gak jenguk cewek lo?"
"Engg.. gue mau kesana sekarang"
"yaudah bagus kalo gitu. Gue balik dulu udah di
tunggu via"
"Ehm vin tunggu"
"Kenapa?"
"Bantuin gue buat cari tau kesukaan pricilla
dong"
"Lo kan cowoknya lo lebih berhak tau daripada
gue. Jadi lo usaha sendiri deh. Byebye manusia es" ucapnya menepok
pundakku dan meninggalkanku.
"Kamprettt. Sialan si kodok! Emang gue sedingin
es gitu? Sampe di panggil
manusia es? Ck" umpatku.
"ehmm.. gue bakal berusaha buat lo. Gue sayang
sama lo priss"
Gabriel berlari menuju parkiran, sesampainya di sana
ia langsung naik dan menarik gas motornya. Dalam sekejap suara motornya sudah
lenyap tak terdengar.
Saat gabriel mengendarai motornya dengan kecepatan
sedang ia melewati toko bunga. Seulas senyum terukir di bibirnya, dan ia
langsung membelokkan motornya berjalan ke arah toko tersebut.
Ia membeli sebuket mawar putih. Dan langsung meninggalkan
toko tersebut dan beralih ke tujuan awal.
Sesampainya di rumah pricilla ia memarkirkan
motornya di samping mobil pricilla. Gabriel mengetuk pintu rumah pricilla.
Belum ada tanda tanda akan ada yang membukakan pintu sampai sampai ada wanita
paruh baya yang datang dari luar mungkin habis belanja.
"Eh cari siapa ya?"
"Pricilla nya ada?"
"Oh non pricil? Ada den dia lagi sakit. Aden
temennya non pricil ya?"
"Iya bi, boleh saya jenguk bi?"
"Oh silahkan den. Mari masuk" ucap bibi
itu sambil membukakan pintu rumah pricilla dan mempersilahkan gabriel menjenguk
pricil.
"Orang tua pricilla kemana bi?"
"Oh tuan lagi kerja den. Nyonya lagi ke rumah
sodara ada urusan katanya. Saya permisi ke belakang den"
"Eh iya bi"
Saat aku menyusuri setiap inci rumah itu. Aku
menemukan pigora yang cukup besar dan disitu ada foto pricilla dengan
keluarganya. Senyumnya terlihat sangat tulus. Aku merindukan senyum itu. Tak
hanya foto itu, masih banyak lagi foto foto masa kecil pricilla hingga foto
masa sekarang. Wajah lucu nya tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.
Aku berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai
atas. *Pricilla's Room*
Aku membuka pintu itu perlahan agar tak menimbulkan
suara yang dapat membangunkannya. Aku memasuki kamarnya yang tertata rapi
dengan nuansa soft itu. Banyak boneka dan foto foto yang terpampang ketika
memasuki ruangannya itu. Aku menghampiri tempat tidurnya. Dia sedang tidur.
Wajahnya terlihat sedikit pucat, rasa bersalah menyelimuti ku. Kenapa aku
begitu bodoh membiarkan nya menunggu ku sampai kehujanan begitu.
Aku meletakkan
buket ku di atas lacinya. Dan menemukan foto ku yang sedang bermain gitar di
ruang musik. Yang ia letakkan di dalam pigora cantik. Ada juga foto fotonya
bersama via. Pandagannya beralih pada seseorang yang sekarang sedang tertidur
lelap di atas ranjangnya. Gabriel mendekatkan wajahnya pada wajah pricilla.
Menyusuri wajah itu dengan usapan tangannya dengan jarak yang sedikit dekat dan
mendaratkan kecupannya pada kening pricilla. Memberikan kecupan penuh rasa
sayang sebelum ia meninggalkan ruangan itu.
***
Pagi ini pricilla masih belum boleh masuk sekolah
karena badannya masih lemas. Tapi menurutnya dirinya sudah merasa lebih baik.
Pricilla membuka matanya perlahan menangkap setiap cahaya yang mulai menyeruak
masuk ke dalam ruangannya. Pricilla mengamati setiap inci kamarnya ia merasa
seperti ada seseorang yang telah menjenguknya kemarin. Dan kedua matanya
menangkap sebuket bunga kesukaannya yang telah bertengger di atas laci nya. Ia
mengambil buket itu dan mendapati surat kecil di dalamnya. Mungkin dari
pengirim.
'Hai cewek cerewet! Udah bangun ya? Gimana
istirahatnya nyenyak banget keknya sampe gue dateng lo nya gasadar. Cepet
sembuh ya gue minta maaf gara-gara gue lo jadi kek gini. Cepet masuk gue
kangen lo'
~Gab
Pricilla membulatkan matanya setelah membaca pesan
yang ada di dalam buket itu. Gab? Gab kesini? Jengukin gue? Kenapa gue gak
sadar? Pricilla langsung keluar dari kamarnya dan memanggil bibinya.
"Bi kemaren ada yang kesini ya? Jengukin
aku?"
"Iya non, orangnya ganteng baik gitu. Tapi bibi
lupa tanya namanya"
"Engg.. ini bukan orangnya bi?" Tanya ku
sambil menunjukkan foto gab dari ponselku.
"Iya dia orangnya non. dia baik banget non. Dia
kemaren nemenin non lumayan lama gitu."
"Apa iya lo kek gitu?"
"Ada yang bisa bibi bantu lagi non?"
"Eh.. enggak bi. Makasih"
"Sama sama, saya permisi non"
Pricilla yang mendengar itu langsung senyum senyum
sendiri. Pipinya berubah menjadi pink dia merasa senang sekali tau bahwa seseorang
yang dia sayang menjenguknya. Pricilla kembali ke kamarnya dan memeluk buket
bunga itu. Sebuket mawar putih dari orang yang amat ia sayangi.
Tapi... ia teringat bahwa ia sakit karena
kebodohannya terlalu percaya pada laki laki itu. Ia takut, takut bahwa laki
laki itu akan mempermainkannya lagi. Takut bahwa dia akan jadi cewek bodoh
untuk kedua kalinya. Seketika senyuman itu berubah menjadi tangisan kecil. Air
matanya kembali mengalir deras. Ia tersadar dan dengan cepat menghapus air
matanya. 'Lo kuat priss. Jangan cengeng. Lo mesti yakin kalo gab memang sayang
sama lo' seulas senyum mengukir di bibirnya meskipun tatapannya kosong pada
foto yang ada di dalam lacinya.
Pricilla bergegas menuju kamar mandi dan mandi
setelah itu ia mengganti pakaiannya dan beranjak menuju kedai favorite nya. Ia
membeli eskrim favorite nya saat ia akan berbalik ia tak sengaja menabrak
seseorang. Eskrim yang di pegangnya pun jatuh dan tumpah.
"yaahh jatoh"
"Eh maaf gue gak sengaja"
"Gab?"
"Pricilla?"
"Eh lo ngapain di sini? Bukannya lo lagi sakit?
Kok lo makan eskrim sih?"
Pricilla cengo melihat gabriel bawel karenanya. Pipi
nya bersemu pricilla menundukkan wajahnya. "Gue udah gapaa kok gue lagi
pengen makan eskrim"
"Mas eskrimnya 2 yaa"
"Ini mas"
"Ini uangnya ambil aja kembaliannya"
Gabriel menarik tangan pricilla dan mengajaknya ke
taman dekat kedai tersebut.
"Nih buat lo!"
"Tapi tadi lo kan..." ucapnya terhenti
karena gabriel memotong ucapannya.
"Lo makan atau gue buang eskrimnya?"
"Eh iya jangan" balasku sambil memakan
eskrimku. Pricilla yang sedang asyik makan eskrim tak sadar bahwa ada sepasang
mata yang sejak tadi menatapnya. Pricilla mendongak menyadarinya. "Gab?
Hello are you okay?"
"eh" gabriel tersentak. "Engg.. sorry
tadi guee..." gabriel kikuk mencari alasan.
"Eskrim lo cair tuh. Sini gue bantuin"
pricilla memegang eskrim yang juga di pegang gabriel dan membuat gabriel
belepotan. Pricilla tertawa melihat wajah gabriel yang penuh dengan eskrim.
"Pricillaaaaaaaaaaaaaaaa" gabriel geram
dan berteriak memanggil nama pricilla.
Pricilla berlari meninggalkan gabriel. Saat pricilla
sedang menghindar dari gabriel dia melihat ada seekor kelinci putih yang sangat
lucu. Ia menghampiri nya dan menggendong kelinci tsb.
"Ahhh kamu lucu banget. Kamu kok sendirian
sihh. Maen sama aku yaa" pricilla menggendong dan membawanya ke gabriel.
"Gab lihat dong gue nemu apaaaa" ucap
pricilla sambil mengusap bulunya.
"Kamu tuh yaa udah bikin muka aku kotor
sekarang malah bawa kelinci. Gak minta maaf lagi" gabriel mencubit pipi pricilla.
"Aduhh iyaiyaa gue minta maaf deh yaa"
"Gak ikhlas tuh"
"Ihh lepas dulu sakitt" pricilla
menggeleng geleng kan kepalanya agar cubitan gab terlepas dari pipinya.
"Gab yang gantengg gue minta maaf yaaa.. lepasin dongg sakit nih"
"Cium dulu" ucapnya membuat pricilla
cengo.
"Hah??"
"kenapa? Kan gue cowok lo. Gamau cium?"
"Ah tapi ituu ngg...."
Gabriel menahan tawanya. Ia tak tahan melihat wajah
pricilla saat sedang salting karena nya.
"Eh itu kelinci punya siapa?"
"ah iyaa.. gue nemu tadi di sana"
"Balikin gih. Ntar yang punya nyariin lho"
"Gamau!" Pricilla memeluk kelinci itu
seakan tak mau melepaskannya.
"Balikin yaa ntar aku beliin deh buat lo yang
lebih lucu dari ini"
"Gamau gab! Suruh siapa yang punya ninggalin
dia sendirian. Untung gue yang nemu. Kalo orang jahat gimana? Sampe kapanpun
gue gak mau balikin ini sama yang punya. Sekarang dia punya gue"
"Kamu mau tinggal sama aku kan?? Mau kan? Mau
dongg yaaayaa?" Ajak pricilla pada kelinci itu.
Gab hanya bisa menggeleng" kan kepalanya
melihat tingkah gadisnya seperti anak kecil.
"Dasar kerasa kepala!" Gabriel mengacak
rambut pricilla.
"Ihh berantakan gab" pricilla
menggembungkan kedua pipinya. Membuat gabriel semakin gemas padanya. Gabriel
menyadari ada sesuatu di hatinya yang membuat ia nyaman berada di dekat
pricilla. Gabriel menyadari bahwa ia mencintai gadis di hadapannya ini. Cuma
gadisnya yang bisa mencairkan es di hatinya. Membuatnya peduli terhadap
sekitarnya. Gadisnya telah merubah hidupnya. Ia takkan melepaskan gadisnya
sampe kapanpun.
"Okedehh.. kalo gitu mau di kasih nama
siapa?"
"Ciel" ucapnya sambil mengusap kepalanya.
"Ciel???" Gabriel menyunggingkan senyumnya
dan beranjak dari tempat
duduknya. "Yuk pergi"
Pricilla pun ikut beranjak dari tempat duduknya
"mau kemana?"
"Nyari kalung buat ciel. Biar dia resmi jadi
milik kamu"
"Beneran???"
"Iyaaa sayangg yokkk" ucap gabriel gemas
dan merangkul gadisnya menuju mobilnya. Pricilla yang mendengar hanya mampu
tersenyum. 'Sayang' gabriel memanggilnya sayang ahhh serasa terbang kelangit
tujuh seneng bangettt. Pengen rasanya ia memeluk tubuh gabriel untuk
menyalurkan apa yang ia rasakan sekarang.
#ceritanyaudahdapetbarang"ciel
Sesampainya dirumah pricilla, pricilla
mempersilahkan gab masuk.
"Tunggu yaa gab gue mau naruh ciel dulu di
kamar. Lo mau minum apa?
Oke deh"
"Dihh gue belom jawab apa apa juga"
"Hehehehe"
Pricilla menghampiri bibi di dapur. "Bi tolong
bikinin minum yaa buat tamu di depan. saya mau naruh ini dulu di kamar"
"Lho non peliharaan baru?"
"Iya bii.. kasihan tadi di taman sendirian.
Yaudah aku bawa pulang. Bantu
aku rawat ya bi"
"Beres non"
"Yaudah bibi bikinin minum aja buat tamunya.
Saya mau ganti baju"
"Iya non"
Pricilla naik ke lantai atas menuju kamarnya. Ia
meletakkan ciel di dekat kasurnya. [ ciel ada di dalam kandang lhoo yaa ] .
Pricilla segera mengganti bajunya dan menguncir rambutnya sembarangan. Pricilla
balik menemui gab yang berada di bawah.
"Lho den yang waktu jenguk non cilla kan?"
"Iya bi. Panggil mas gabriel aja"
"Ah iya mas gabriel. Mas gabriel teman nya non
cilla atau..."
"Ngg.. pacar bi" ucap gabriel sambil
tersenyum.
"Ohh non cilla punya pacar tohh. Gapernah ke
rumah atuh den kenalan sama tuan sama nyonya"
"Hehehe lagi banyak tugas bii jadi belom
sempet. Paling paling nganter pricil sampe depan doang gasampe masuk"
"Oh gitu yasudah mas gabriel silahkan diminum.
Bibi tinggal ke belakang dulu"
"Iya bi makasih"
Pricilla yang baru saja turun dari lantai atas
langsung menghampiri gabriel.
"Maaf gab nunggu lama"
"Gapapa. Ah iya mama papa kemana?"
"Dih mama papa gue itu"
"Lha kan bakal jadi mama papa aku"
"Lhaa sodaraan sama lo gitu? Gamauuuuu"
"Iyaadehh yang maunya jadi istri akuu
pahamm"
"Apadehh. Mama sama papa lagi keluar kota
selama 2 minggu. Baru
berangkat kemaren sore sih itupun karena ada urusan
keluarga"
"Trus lo disini cuma sama bibi dong"
"Enggak sama bibi doang biasanya ada supir tapi
anaknya lagi sakit jadi ijin. Trus ada ciel jugaaa"
"Yaudah gue nginep sini ajaa deh"
"Dih ngapain coba?" Pricilla mengkerutkan
keningnya.
"Nemenin kamuuu sayangg"
"dihhh gaada yaa.. yang ada malah macem macem
lo nya ogah"
"sama pacar sendiri gaboleh kek gitu"
"lhaa emang dosa gitu?"
"Durhakaaa nggak boleh sayang"
Pricilla hanya tersenyum mendengar ucapan gabriel.
Tak ada suara lagi di antara mereka. Hening seketika. Gabriel membuka suara,
menggenggam kedua tangan pricilla dan menghadapkan duduknya kearahnya.
"Priss"
"Yaa?"
"Kasih gue kesempatan buat memperbaiki sikap
gue ke lo. Semua sikap dingin gue ke lo. Sikap cuek gue gak peduli sama lo.
Maafin gue yaaa. Gue sadar gue salah udah sering bikin lo nunggu gara-gara
janji gue. Dan gue lebih sadar lagi kalo gue mencintai lo"
Pricilla sedikit kaget mendengarnya. Apa benar yang
di katakannya barusan. Pricilla mecoba mencubit pipinya #akh sakit. Dia tidak bermimpim
jadi ini kenyataan. Gabriel berubah. Gab berubahhh. Udah nggak jadi pangeran es
lagi? Yeayyy... pengorbanan ku gak sia sia dong yaaa.. selama ini ngadepin
sifatnya yang kek patung. Ahhh pengen pelukk tapiii gengsii akhh.
"Priss kok diem? Lo mau kan mulai dari
awal?"
"IYA GUE MAU KOK" pricilla sadar apa yang
diucapkan barusan ia langsung menundukkan kepalanya menyembunyikan rasa
malunya.
"Hahaha lucu bangett sihh pacar ku inii"
ucap gabriel sambil menarik pricilla dalam dekapannya.
Akhh nyaman gab. Selalu gapernah berubah ketika gue
di deket lo kek gini jantung gue selalu gak karuan.
Pricilla membalas pelukan gabriel dengan erat.
Menyalurkan rasa yang sama. Rasa sayang yang besar terhadap satu sama lain.
Gabriel melepaskan pelukannya dan menatap mata pricilla dengan lekat. Memandang
gadisnya dengan penuh kasih sayang. Membuatnya mendekat pada wajah gadisnya
menghapus setiap jarak di antara mereka. Membuat pricilla memejamkan matanya.
Menikmati setiap hembusan nafas gabriel yang ia rasakan semakin dekat semakin
dekat semakin dekat dan.......
"aww" pekiknya tertahan. Ia kaget saat
kelincinya sudah melompat ke pangkuannya. Bergelut manja di pangkuannya. Dengan
cepat pricilla mendorong tubuh gabriel, takut takut ada pembantunya yang
melihat.
"Ck ganggu aja" ucap gabriel dengan
tampang kesal.
"Hahaha.. kamu kok di sini? Mau main sama
aku?" Tanya pricilla pada ciel.
"Pacar gue gila ngomong sama binatang"
cibir iel pelan.
"Binatang kan makhluk hidup jadi harus di
sayang"
"Gue di sayang nggak? Gue juga kan makhluk
hidup"
"Enggg... gimana yaa?"
"Dih pake mikir.. Ujungnya jawabannya iya
kann?" goda iel pada pricilla.
"Iyain ajalah daripada ribet" ucapnya
sambil tersenyum.
"Dasar.. Engg priss kok bau gaenak ya?"
ucapnya sedikit mengendus.
"Bau apaan gab?" tanya nya sambil ikut
mengendus dan ternyata itu bau dari tubuh ciel.
"Keknya kita mesti mandiin ciel deh"
"Apa kita mandi bareng? Ayokk"
"Gab jangan mesum pliss. Gue gak ngajak mandi
bareng. Tapi gue ngajakin
mandiin ciel"
Gabriel hanya meng'o'kan perkataan pricilla saja.
Kemudian pricilla berjalan menuju taman belakang rumahnya. Sudah ada kandang
ciel di sana. entah sejak kapan kandang itu berada di sana. Mungkin bibi yang
meletakkannya.
"Gab tolong nyalain keran itu dongg"
pintanya pada gabriel. Gabriel menganggukan kepala nya dan berjalan menuju
keran dan mulai menyalakan nya. Air yanh keluar dari keran itu mengalir melalui
selang yang menempel pada keran tersebut. pricilla meletakkan ciel di dalam
kandangnya. Dan mulai menyiram tubuh ciel dengan air tersebut dengan cara
perlahan. Gabriel yang hanya menonton saja membuat lampu kuning pricilla
menyala. Tanda peperangan akan di mulai #kkkk
"Gab gantian bentar dong. Gue mau ngambil
handuk sama hairdrayer buat ciel" ucapnya sambil menyerahkan selang tersebut
pada gabriel. Pricilla lari ke dalam rumah dan mengambil apa yang ia katakan
tadi. Saat kembali ke halaman belakang pricilla berjalan mengendap-endap
layaknya seorang maling. Pricilla dengan jahilnya menginjak selang yang berada
di dekat nya.
Membuat air itu tak keluar. Gabriel menyernyit heran.
"Lho kok mati sih?" Ucapnya sambil
membalikan lubang selang ke arah mukanya.
Dan hap! pricilla sengaja mengangkat kakinya
menjauhkan dari selang tersebut. Alhasil air yang tadi tak keluar berhasil
menyembur ke muka gabriel.
"Asdfghjkl" ucap gabriel tidak jelas.
Pricilla yang melihatnya tertawa kenceng.
"Bwuahahahahahahaha"
Gabriel menjauhkan selang itu dari mukanya.
"Perbuatan siapa nih?" Gabriel menoleh dan mendapati gadisnya tertawa
keras dan ia berdiri tak jauh dari selang itu.
"Priss? Lo yang lakuin ini kan?"
"Hah? Huh huh.. aduh perut gue. Lakuin apaan
coba?" Ucapnya pura pura
tidak mengerti maksud gabriel.
"Jangan pura pura gatau deh. Kamu kan yang
bikin aku basah kuyup kek gini?"
"Aduh gab. Gaboleh nuduh orang sembarangan.
Lagian aku megang selang aja enggak kan?"
"Ck aku gak percaya sama kamu" ucapnya
sambil menatap pricilla dengan sinis.
Pricilla yang melihat tatapan sinis gabriel bergidik
ngeri. alarm bahaya telah berbunyi. Akan ada kejadian yang tak diinginkan
terjadi padanya. Gabriel mendekat kearah pricilla dengan membawa selang yang
daritadi ia pegang. Pricilla melihat gabriel semakin mendekat ia hanya bisa
mundur dengan terus menerus hingga tubuh bagian belakanganya bertubrukan dengan
tembok. Ia tak bisa ke mana mana lagi. Pricilla hanya bisa menggigit bagian
bawah bibirnya saat tau tubuh gabriel semakin dekat ke arahnya. Senyum sinis
gabriel merekah di bibirnya. Nafas pricilla tak beraturan. Seakan saling kejar
mengejar.
Detak jantungnya pun berdetak lebih cepat dari biasanya.
Gabriel
mengunci tubuh pricilla dengan kedua lengan kokohnya. Pricilla benar benar tak
bisa kabur lagi. Gabriel mendekatkan wajahnya pada wajah gadisnya. Gabriel
menahan tawa nya saat melihat pricilla memejamkan kedua matanya dengan kuat.
Hembusan nafas pricilla benar benar tak beraturan. Gabriel semakin mendekatkan
wajahnya. Hanya berjarak 1cm dari wajah pricilla gabriel menghentikan aksinya.
Melihat wajah pricilla yang sudah merah menahan semuanya. Gabriel tersenyum
miring dan mengangkat selang yang ia pegang mengarah ke atas. Seakan membuat
hujan dengan tangannya sendiri. Gabriel kembali melanjutkan aksinya.
Mendekat
kan wajahnya ke wajah gadisnya dan mulai memiringkan kepalanya.
CUP
Pricilla merasakan sesuatu yang basah dan lembut
menyentuh bibirnya. Dan ada air yang seakan ikut mengguyur tubuhnya. Pricilla
membuka matanya, ia melihat wajah
gabriel dengan jarak yang sangat amat dekat. Dan gabriel mengambil FIRST KISS
nya. Oh my! Tubuhnya seakan berhenti pada saat itu. Tak ada reaksi atau balasan
dari pricilla. Mata mereka menatap satu sama lain. Seakan menjelaskan bahwa
dirinya sangat mencintai orang yang sekarang berada di hadapannya ini. Gabriel
melepas ciuman nya, kemudian menunjukkan senyum manisnya pada gadis yang ia
cintai itu. Pricilla hanya menundukkan kepalanya. Menahan malu dan membuat
semburat merah di pipinya. Gabriel mengangkat dagu pricilla. Mendaratkan
ciumannya pada kening pricilla dengan penuh kasih sayanb. Membuat kebahagiaan
yang benar benar pricilla tunggu selama ini dari seorang Gabriel Rendinata.
Gabriel menatap mata pricilla "I Love You Priss" dan kemudian memeluk
tubuh gadisnya dengan erat seakan tak mau kehilangan gadisnya. Pricilla yang
mendapat perlakuan tersebut juga membalas pelukan hangat gabriel. "I Love
You Too Gab"
Ia bersyukur
tuhan mendengarkan doa nya. Dan pengorbanan yang ia lakukan selama ini tak sia
sia. Membuat hati pangeran es nya mencair.
TAMAT~